Feeds RSS

Selasa, 13 Mei 2014

Disconnection Syndrome atau Callosal Syndrome

Disconnection syndrome yang dikenal juga sebagai Callosal Syndrome terjadi akibat adanya lesi pada corpus callosum sehingga proses transfer informasi antara otak kiri dan otak kanan terganggu. Orang yang paling dianggap berjasa dalam hal ini yaitu Roger W.Sperry yang telah banyak melakukan penelitian callosotomy (pemotongan corpus callosum) pada hewan percobaan sehingga semakin jelas perbedaan cara otak kiri dan otak kanan bekerja (split brain).
Pada kesempatan ini, kita akan fokus membicarakan gejala yang timbul akibat callosotomy yaitu disconnection syndrome. Sebelum kita mempelajari lebih detail tentang sindrom ini, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu tentang anatomi corpus callosum serta peranannya dalam otak kita.

Anatomi Corpus Callosum dan Peranannya
Corpus callosum merupakan serabut commisura terbesar yang terdiri dari serabut-serabut melintang yang menghubungkan kedua hemisfer cerebri yang sesuai (homolog). Corpus callosum terdiri dari 4 bagian yaitu bagian rostrum, bagian yang paling depan disebut dengan genusplenium adalah bagian paling posterior dan corpus yang menghubungkan antara genu dan splenium. Serabut-serabut yang berasal dari lobus frontalis inferior dan lobus parietalis inferior anterior melintas di dalam genu, dan bagian yang tersisa pada lobus frontalis dan lobus parietalis melintas di corpus. Sedangkan serabut yang berasal dari lobus temporalis dan occipitalis melintas di bagian splenium.. Corpus Callosum sangat kaya dengan suplai pembuluh darah. Pembuluh darah utama pada corpus callosum yaitu ramus pericallosal merupakan cabang dari a.cerebri anterior. Pembuluh darah ini memperdarahi daerah corpus. Sedang bagian lainnya yaitu rostrum dan genu disupplai oleha.communicans anterior dan bagian splenium disupplai oleh a. Cerebri posterior.


Bagaimana peranan corpus callosum ? pada mulanya corpus callosum diketahui hanya berperan untuk mempertahankan struktur kedua hemisfer supaya tidak kolaps namun pada penelitian perilaku telah memperlihatkan bahwa corpus callosum memainkan peranan penting dalam transfer informasi diantara kedua hemisfer cerebri. Lesi pada corpus callosum yang memisahkan hemisfer kanan dari hemisfer kiri, mengakibatkan kedua hemsifer akan terisolasi sehingga setiap hemisfer mempunyai proses belajar dan memori tersendiri yang tidak dapat diakses satu sama lain

Terdapat beberapa penelitian telah menunjukkan suatu korelasi antara perubahan anatomi corpus callosum dengan gangguan neuropsikiatrik, demensia, multiple sclerosis, motor neuron diseases dan gangguan bahasa. Demikian pula didapatkan variasi anatomi corpus callosum terkait dengan jenis kelamin dan ketangkasan salah satu ekstremitas (handedness). Seiring dengan berkembangnya penelitian dengan menggunakan MRI fungsional dan Diffusion Imaging Tractography, maka semakin banyak peranan corpus callosum yang dapat diketahui

Kelainan yang didapatkan pada corpus callosum dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu callosal agenesis dan dysgenesis, tumor, multiple sclerosis, lesi tramatik, masalah vascular, toksik, infeksi (AIDS) dan penyakit-penyakit neuropsikiatrik


Pada disconnection syndrome, gangguan fungsi kognitif terjadi akibat terputusnya jalur yang menghubungkan suatu area kortikal dengan area lainnya. Terdapat dua pola utama callosal syndrome yaitu classic callosal disconnection syndrome dan Gait Disorder. Gejala yang bisa didapatkan pada tipe klasik diantaranya adalah left hand apraxia, alien hand syndrome, left hand agraphia, left tactile anomia, left visual anomia, left hemideafness dan left tactile alexia. Sedangkan pada gait disorder, penderita berjalan dengan langkah-langkah yang pendek (marche a petit pas) dan kaku, disertai tanpa ayunan pada lengan dan ekstensi ringan pada trunkus. Selain terjadinya gejala disconnection syndrome, hal lain yang bisa ditemukan adalah motor dysfunction dapat berupa monoplegia atau hemiplegia, hemihypesthesia ipsilateral dan hemineglect.

Setiap segmen pada corpus callosum mempunyai fungsi yang spesifik. Lesi pada bagian posterior dari corpus callosum (splenium) berhubungan dengan terjadinya hemialexia, lesi pada bagian anterior terkait dengan terjadinya ideomotor apraxia, dan lesi pada bagian pertengahan terkait dengan left-hand agraphia. Sedangkan lesi pada bagian pertengahan dan posterior mengakibatkan terjadinya left-hand tactile anomia.

Visual Effects
. Setiap hemisfer akan menyimpan bayangan visual dan memorinya masing-masing, tapi hanya hemisfer kiri (dominan) yang mampu berkomunikasi melalui menulis atau bercakap. Akibat terjadinya callosal disconnection maka menyebabkan gangguan saat mengakses informasi pada hemisfer kanan. Hal ini dapat menjelaskan terjadinya left visual anomia.

Hemialexia. Pasien tidak mampu membaca sesuatu yang berada pada lapangan pandangan sisi kiri. Ini terjadi jika terjadi lesi pada bagian splenium dari corpus callosum. Bayangan visual dapat mencapai cortex occipital kanan tapi tidak bisa dipahami karena terdapatnya lesi pada splenial corpus callosum yang dibutuhkan untuk menghantarkan bayangan visual tersebut ke gyrus angularis kiri (dominan).

Left Ideomotor Apraxia
. Saat diberi instruksi verbal, pasien tidak mampu melakukannya dengan tangan kiri, meskipun pasien dengan mudahnya melakukannya dengan tangan kanan. Perintah verbal yang diberikan akan diterima oleh hemisfer kiri, tapi karena terjadi callosal disconnection maka hal tersebut tidak mampu mencapai hemisfer kanan yang mengontrol pergerakan lengan kiri.

Left Ear Extinction. Saat pasien dengan lesi pada corpus callosum diperdengarkan suara secara bersamaan, maka suara yang diterima oleh telinga kiri akan mencapai cortex temporal kanan. Tapi karena terjadi callosal disconnection maka suara tersebut tidak bisa dialihkan ke area cortex temporal kiri yang merupakan pusat pemahaman.

Jika kita menyimak dengan baik gejala yang ditimbulkan akibat callosotomy (disconnection syndrome), permasalahan selalu timbul pada sisi kiri, mungkin Anda bertanya kenapa seperti itu, karena sebagian besar manusia baik yang right-handed maupun yang left-handed, fungsi bahasa terletak pada hemisfer kiri dan transfer informasi dari otak kiri dan otak kanan harus melalui corpus callosum. Dengan pemahamam seperti ini akan memudahkan kita mengenal dengan baik tentang disconnection syndrome.

0 komentar:

Posting Komentar