Feeds RSS

Rabu, 09 April 2014

UPCOMING MOVIE : "The Fault In Our Stars"

UPCOMING MOVIE!!!!!!

jeng jeng.... kali ini pengen ngasih resensi film yang katanya baguuusss banget... judulnya The Fault In Our Stars. 






Jenis Film: Comedy / Drama / Romance
Tanggal Rilis Umum: 06 Juni 2014
Distributor: 20th Century Fox
Cast: Shailene Woodley, Ansel Elgort, Nat Wolff, Laura Dern, Sam Trammell, Mike Birbiglia, Willem Dafoe
Sutradara: Josh Boone
Format: 2D



The Fault in Our Stars adalah novel karya John Green yang mungkin akan dijadikan menjadi film yang luar biasa. 




Casting untuk film ini akan menjadi rumit karena karakter Hazel dan Augustus memiliki begitu banyak lapisan intensitas. Hazel akan dimainkan oleh Shailene Woodley, dia akan menjadi Hazel yang luar biasa karena dia begitu pandai menggunakan ekspresi wajah untuk menunjukkan pikirannya dan itu sangat penting untuk semua dialog dari batin Hazel. Sedangkan Augustus Waters akan diperankan oleh Ansel Elgort. Ada yang tau nggak sih mereka berdua ini siapa? Buat yang udah nonton film Divergent pasti tau... Yupp,, Shailene Woodley adalah pemeran Tris Prior di film Divergent dan Ansel Elgort adalah pemeran Caleb Prior, kakak Tris di film Divergent. Di film ini mereka tidak lagi menjadi kakak-beradik melainkan sebagai sepasang kekasih yang hidup dengan penyakit mereka masing-masing.



Tiga bulan setelah mendapatkan menstruasi pertama pada umur tiga belas tahun, Hazel Grace Lancaster didiagnosis mengidap kanker tiroid stadium empat. Penyakit itu bermetastasis hingga ke paru-parunya dan membuatnya terserang pneumonia. Selain harus menelan Phalanxifor  untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker, Hazel mesti membawa BiPAP (Bilevel Positive Airway Pressure) ke mana-mana untuk membantu pernapasannya.

Atas dorongan ibunya, Hazel yang sudah berusia enam belas tahun, mendatangi kegiatan Support Group(Kelompok Pendukung) yang dilaksanakan di ruang bawah tanah sebuah Gereja Episkopal. Kelompok Pendukung ini dipimpin oleh seorang penyintas kanker buah pelir. Di sana, Hazel bertemu Augustus Waters, cowok seksi berumur tujuh belas tahun, mantan pemain basket. Augustus atau Gus bergabung dengan Kelompok Pendukung karena diminta sahabatnya, Isaac, yang terkena kanker mata. Gus sendiri adalah penyintas osteosarkoma -kanker tulang- yang membuatnya kehilangan salah satu kakinya karena harus diamputasi.

Hazel memiliki perbedaan pandangan dengan Gus mengenai kehidupan yang sedang dijalaninya. Gus hidup dalam ketakutan akan dilupakan untuk selamanya ketika meninggal. Sedangkan Hazel tidak begitu peduli. Ia telah belajar dari buku An Imperial Affiction (Kemalangan Luar Biasa) yang ditulis Peter Van Houten bagaimana menyikapi kondisi sekarat. Bagi Hazel, kematian adalah suatu kelumrahan. "Jika kau khawatir dilupakan untuk selamanya oleh manusia, aku mendorongmu untuk mengabaikannya saja. Tuhan tahu, itulah yang dilakukan semua orang lainnya." (hlm. 23).

Meskipun tidak sependapat, Gus tertarik pada Hazel. Ketertarikannya langsung diwujudkannya dengan mengajak Hazel menonton film V for Vendetta di rumahnya. Hazel pun tidak bisa menepis ketertarikan pada cowok seksi bermata biru itu. Ketika Hazel memperkenalkan An Imperial Affiction pada Gus, hubungan mereka pun kian akrab. Apalagi Gus memberikan novel yang ditulis berdasarkan permainan video favoritnya, The Price of Dawn (Ganjaran Fajar).

Sebagaimana Hazel, Gus pun terobsesi dengan ending terbuka yang diberikan Peter Van Houten untuk bukunya. Mereka ingin tahu apa yang terjadi pada Anna, ibunya yang bermata satu, pedagang tulip Belanda yang disebut Anna sebagai Lelaki Tulip Belanda, dan Sisyphus, hamster milik Anna. Sayangnya, Peter Van Houten telah lama meninggalkan Amerika dan kembali ke Belanda. Hazel telah menulis selusin surat kepada penulis itu melalui penerbitnya, tapi tidak pernah dibalas.

Secara mengejutkan, Gus ternyata berhasil menghubungi Peter Van Houten menggunakan surel melalui asistennya, perempuan Belanda bernama Lidewij Vliegenthart.  Hazel mencoba sekali lagi menghubungi Peter melalui surel hingga akhirnya mendapat balasan. Dalam suratnya, Peter menyatakan tetap tidak mau memberikan kisah para karakter bukunya setelah bukunya berakhir. Tapi ia mengundang Hazel datang ke rumahnya jika Hazel berada di Amsterdam.

Gus memberikan solusi untuk Hazel agar bisa pergi ke Amsterdam. Yayasan Peri (The Genie Foundation) -semacam Make a Wish Foundation- bisa mewujudkan satu keinginan untuk anak yang sedang sakit. Hazel berkesempatan mengunjungi Peter asalkan kondisinya mengizinkan. Untunglah, hasil pemindaian PET (Positron Emission Tomography) mengindikasikan tidak ada pertumbuhan tumor.

Sebelum pergi ke Amsterdam, Gus telah melakukan pemindaian PET saat mulai merasakan nyeri pinggul. Ia telah berada dalam kondisi NEC (no evidence of cancer = tidak ada bukti kanker) selama empat belas bulan. Tapi hasilnya ternyata menunjukkan kekambuhan. Gus hanya bisa bertekad memerangi penyakitnya untuk Hazel dan salah satu penyemangatnya adalah meletakkan rokok yang tidak diisapnya di antara bibirnya. .Sebuah tindakan metaforis untuk menyatakan bahwa dia tidak memberi kekuatan untuk membunuh pada si pembunuh. Gus pernah kehilangan kekasihnya karena kanker otak dan ia tidak mau kehilangan lagi.

Perjalanan ke Amsterdam bisa terwujud. Sayangnya, Peter tidak menyambut mereka dengan antusias. Ternyata, mengasingkan diri di Belanda telah membuatnya menjadi pemabuk yang menyebalkan setiap berbicara. Ia sama sekali tidak mau memuaskan keinginan kedua tamunya mendapatkan kisah setelah bukunya berakhir. Untuk menghibur Hazel, Gus berjanji membuatkan epilog untuk kekasihnya itu.

Aku jamin film ini pasti bikin kita nangis badai... kalau nggak sabar nungguin filmnya, beli aja bukunya. Dijamin pasti tambah nyesek.


Sekian dari saya... 

Mischief Managed~ (ala Harry Potter)


Berikut ini adalah foto-foto adegan film ini, semoga bermanfaat.. terimakasih telah berkunjung. See you in another post..










Movie Trailer



0 komentar:

Posting Komentar